Istilah work-at-home-mom kian popular akhir-akhir ini.
Bekerja dirumah menjadi impian wanita terutama para ibu yang memiliki anak yang
masih Balita.
Minat bekerja dirumah umumnya dilandasi keinginan untuk memiliki
waktu lebih fleksibel dan memnjalani hidup lebih berkualitas.
Apalagi saat ini pilihan bekerja lepas sangat beragam, meski
terdengar menyenangkan, praktiknya tak semudah yang di bayangkan. Anda perlu
mempertimbangkan masak-masak sebelum memutuskan “pindah-haluan”.
Perlu disadari, bekerja di rumah hanya merujuk pada tempat
dimana kita bekerja. Apapun bidang pekerjaan yang kita tekuni menuntut sikap
professional. Ketika menuntut bekerja dirumah, kita biasanya hanya membayangkan
enaknya saja.
Emang sih bekerja dirumah kamu bias lebih leluasa mengatur
waktu, jauh dari kata “MACET”, bias lebih dekat dengan anak-anak, serta bisa
sambil menjalankan kodratnya sebagai ibu rumah tangga, serta masih banyak
hal-hal yang menggoda lainya.
Namun seringkali kita lupa bahwa bekerja dirumah sangat
membutuhkan kedisiplinan dan kemandirian yang tinggi. Banyak yang mempunyai
pengalaman yang menyenangkan dalam menjalankan bisnis rumahan, namun banyak
juga yang tidak sanggup untuk melanjutkan bekerja dirumah dan memutuskan untuk
kembali bekerja dikantoran.
Hal-hal berikut perlu kamu persiapkan sebelum memutuskan
untuk bekerja dirumah.
MOTIVASI YANG KUAT
Kemandirian dan kedisiplinan adalah kunci utama untuk
menjalankan bisnis rumahan. Segala sesuatu yang diperlukan atau dilakukan
tergantung inisiatif pribadi.
Tak ada bos, mandor atau pengawas yang mengawasi atau
mendikte pekerjaan ini itu.
Namun harus ada Motivasi yang kuat dari dalam diri sendiri
untuk menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan. Mengalahkan rasa malas, menunda-nunda,
membuat pioritas dan menghadapi berbagai godaan dalam bekerja.
Mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Selalu
update dan inovatif dalam membuat suatu produk.
Dukungan Keluarga
Lingkungan adalah salah satu factor pendukung dalam kesuksesan
kerja. Sebelum memutuskan untuk menjalankan bisnis rumahan, kamu sangat perlu
membicarakan dahulu dengan keluarga.
Memastikan bahwa lingkungan rumah (Pasangan, anak atau
keluarga) mendukung keputusan kamu. Ada baiknya ada kesepakatan-kesepakatan
baru dalam upaya melancarkann peran baru kamu.
Artinya meskipun kamu full-time dirumah, bukan berarti waktu
kamu tersita untuk tugas Domestik. Dengan peran kamu dirumah, bisa saja kamu
tidak perlu asissten rumah tangga, itung-itung menghemat pengeluaran hehehe.
Namun sebagai gantinya kamu tetap perlu asissten harian untuk
membatu pekerjaan bisnis kamu. Pembagian tugas dengan pasangan juga perlu
dibicarakan.
Misalnya begini, kamu sudah seharian dirumah dan bersama
anak, malam adalah waktu pasangan untuk menemani anak. Baik untuk membacakan
dongeng atau menemaninya belajar.
Intinya konsultasi dan persetujuan pasangan atau keluarga
sangat diwajibkan dalam melaksanakan bisnis rumahan ini.
Manajemen Waktu
Kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh pekerja rumahan
adalah merasa punya waktu yang tak terbatas. Namun kita tidak menyadari bahwa
ada “pencuri-waktu” kapan saja dan dimana saja.
Dengan media yang sudah begitu modern, seringkali kita
terlena dengan teknologi dan menunda-nunda tujuan utama kita.
Kita seringkali terlalu lama di depan televise karena
nanggung sedang nonto sinetron kesayangan, terlalu asik bersosial media,
terlalu lama ngrumpi dengan tetangga atau terlalu asik bermain main dengan
si-kecil.
Hal-hal sepele seperti itu malah menjadi masalah utama dalam
menjalankan bisnis rumahan, seringkali kita tidak sadar begitu banyak waktu
yang terbuang sia-sia.
Meski bekerja dirumah kamu harus tegas dalam membagi waktu
kamu. Tentukan jam yang sama setiap harinya untuk mengatur kapan kamu hharus
bekerja dan kapan waktu untuk santai.
Dengan begitu kamu memiliki disiplin untuk menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu. Dan tidak ada waktu yang terbuang sia-sia dalam urusan
pekerjaan, serta kamu punya cukup waktu yang cukup untuk bersantai setiap
harinya.
Penggunaan waktu yang tidak efisien seringkali menjadi
penyebab kita merasa begitu lelah. Bahkan tidak jarang kamu merasa lebih lelah
dirumah disbanding dikantoran.
Intinya bekerja dirumah harus bisa mengatur yang baik dan
tegas agar semua pekerjaan bisa berjalan lancar.
Ruang Kerja khusus
Usahakan dirumah mempunyai ruangan khusus yang dipakai untuk
bekerja. Bisa sebuah kamar sebuah sudut ruangan yang disepakati sebagai
“Ruang-Kerja”.
Dengan begitu kamu bisa tegas saat bekerja, dan anak atau
anggota keluarga bisa belajar memahami meskipun kamu dirumah, namun ketika
diruangan tersebut anak atau anggota keluarga bisa memahami kalo kamu sedang
bekerja, dan mereka sebisa mungkin untuk tidak mengganggu.
TESTIMONI WORK-AT-HOME
“Bekerja
dirumah itu banyak tantanganya, kalo orangtuanya dirumah anak mikirnya seluruh
waktunya untuk dia, dan maunya ditemani main terus. Supaya bisa bekerja, saya
tetap perlu helper. Atau harus pintar-pintar curi waktu pas si kecil bobok,
supaya saya bisa bekerja deh.” Soffie, Copywritwer
“Awalnya
saya merasa repot bekerja dirumah. Karena saya harus tetap koordinasi teknik
pekerjaan, alur penugasan, materi dan lain-lain. Paling sulit itu
mendisiplinkan diri untuk mengerjakan tugas secara professional. Tapi kalau
sudah ketemu ritmenya sih lama-lama terbiasa juga.” Dede, Penulis
Sumber : Nova 1490/XXIX EMMA ALIUDIN, FOTO:ISTOCK
0 Response to "Bekerja dirumah, INDAH tapi tak selalu MUDAH"
Post a Comment